Sabtu, 16 Oktober 2010

makalah

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka
jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Kesepakatan para ahli menyatakan bahwa :
yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang
kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, naqmun mereka berbeda-beda pendapat
tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. (Ani
Cahyadi, Mubin, 2006 : 21-22).
Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah
tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah
jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan
kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi
ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersbut
merupakan proses sosialisai yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang
secara aktif melakukan proses sosialisasi
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah di
dalam makalah ini adalah :
1. Apa makna perkembangan sosial anak ?
2. Bagaimana bentuk – bentuk tingkah laku sosial pada anak ?
3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan sosial anak ?
4. Bagaimana pengaruh perkembangan sosial anak terhadap tingkah laku anak ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui makna perkembangan sosial anak ;
mengetahui bentuk-bentuk perkembangan sosial anak ; mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial anak dan pengaruh perkembangan sosial anak
terhadap tingkah laku anak.
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu Pertama: Pendahuluan, meliputi latar belakang
masalah, rumusan masala dan sistimatika uraian. Kedua: Isi atau bagian teori dan hasil
meliputi ; makna perkembangan sosial anak, bentuk-bentuk perkembangan sosial anak ;
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak dan pengaruh
perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Perkembangan Sosial Anak

Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao
proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan
tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh
dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu
mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya.
Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah
(tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999)
menyatakan bahwa :
Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling
membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari
oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan
manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga
berkembang amat kompleks.
Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semamin bertambah usia anak maka
semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan
orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan
mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial
merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.

B. Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial

Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-
bentuk interkasi sosial diantarannya :
1. Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan
disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak.
Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia
tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang
nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau
memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah
independent.
2. Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal).
Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak
terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan
menyerang seperti ; mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara
mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang
agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3. Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku
anak lain.
4. Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan
mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang
menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
5. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini
mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun
semangat bersaing ini akan semakin baik.
6. Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga
tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin
berkembang dengan baik.
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness.
Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan
sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang
lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.

C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
1.
Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses
pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan
oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan
oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga
mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam
berbahasa juga sangat menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam
masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak
didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali
terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan
berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya
seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.



D. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku

Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain.
Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan

kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan
diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau
merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap
kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan
abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan
peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
1. Cita-cita dan idealism yangbaik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa
memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang
mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain
daalm penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi
pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah
sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.

BAB III

KESIMPULAN

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Pada
awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan
dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai
kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungannya.Perkembangan sosial individu dimulai sejak anak usia 18 bulan.
Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi perkembangan
sosial anak, semakin bagus tata cara keluarga, maka perkembangan sosial anak juga
semakin bagus.
Perkembangan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian anak, anak yang
mempunyai daya intelegensi yang tinggi, perkembangan sosial yang baik pada umumnya
memiliki kepribadian yang baik.











DAFTAR KEPUSTAKAAN

Cahyani Ani. Mubin, Psikologi perkembangan; cet I (Quantum Teaching, Ciputat Press
Group, 2006).
Hurlock B Elizabeth, Developmental Psikologi; Mc Grow Hill, Inc, 1980, Alih Bahasa,
Istiwidayanti dan suedjarwo, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang
Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga, tt.
LN Yusuf Syamsu; Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Nurihsan Juntika, 2007, Buku Materi Pokok Perkembangan Peserta didik , Bandung;
Sekolah Pasca Sarjana (UPI)
Santrock, John W, Life-Span Development, WM, C Brown Comunication, Inc, 1995,
Alih bahasa Achmad Chusairi, S.PSI, Perkembangan Masa Hidup Jilid I, Jakarta,
Erlangga, 2002.
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan; (PT Raja Grafindo, : 2004).








KEMATANGAN DAN PENGALAMAN DALAM PERKEMBANGAN ANAK

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

YUSRINA WATI : 210010094 YUSRIANTI : 210010076
HASRIANTI :
ARTIFA :






UNIVERSITAS MUHAMMDYAH BUTON
FKIP BAHASA INDONESIA
TA.2010/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar