Sabtu, 16 Oktober 2010

makalah

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka
jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembanmgan berarti serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Kesepakatan para ahli menyatakan bahwa :
yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang
kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, naqmun mereka berbeda-beda pendapat
tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. (Ani
Cahyadi, Mubin, 2006 : 21-22).
Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah
tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah
jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan
kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi
ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. Proses tersbut
merupakan proses sosialisai yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang
secara aktif melakukan proses sosialisasi
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah di
dalam makalah ini adalah :
1. Apa makna perkembangan sosial anak ?
2. Bagaimana bentuk – bentuk tingkah laku sosial pada anak ?
3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan sosial anak ?
4. Bagaimana pengaruh perkembangan sosial anak terhadap tingkah laku anak ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui makna perkembangan sosial anak ;
mengetahui bentuk-bentuk perkembangan sosial anak ; mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial anak dan pengaruh perkembangan sosial anak
terhadap tingkah laku anak.
C. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu Pertama: Pendahuluan, meliputi latar belakang
masalah, rumusan masala dan sistimatika uraian. Kedua: Isi atau bagian teori dan hasil
meliputi ; makna perkembangan sosial anak, bentuk-bentuk perkembangan sosial anak ;
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak dan pengaruh
perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Perkembangan Sosial Anak

Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagao
proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan
tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama.
Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh
dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.
Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu
mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya.
Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah
(tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999)
menyatakan bahwa :
Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling
membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari
oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan
manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga
berkembang amat kompleks.
Dari kutipan diatas dapatlah dimengerti bahwa semamin bertambah usia anak maka
semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan
orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan
mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial
merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.

B. Bentuk – Bentuk Tingkah laku Sosial

Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-
bentuk interkasi sosial diantarannya :
1. Pembangkangan (Negativisme)
Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan
disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak.
Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia
tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang
nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau
memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah
independent.
2. Agresi (Agression)
Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal).
Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak
terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan
menyerang seperti ; mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara
mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang
agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat.
3. Berselisih (Bertengkar)
Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku
anak lain.
4. Menggoda (Teasing)
Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan
mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang
menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
5. Persaingan (Rivaly)
Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini
mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun
semangat bersaing ini akan semakin baik.
6. Kerja sama (Cooperation)
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga
tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin
berkembang dengan baik.
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)
Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness.
Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan
sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)
Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty)
Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang
lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.

C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
1.
Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses
pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan
oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan
oleh keluarga.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga
mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam
berbahasa juga sangat menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam
masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak
didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan
belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali
terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan
berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya
seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.



D. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku

Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain.
Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan

kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan
diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau
merahasiakannya.
Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap
kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan
abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan
peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam pikirannya.
Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :
1. Cita-cita dan idealism yangbaik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa
memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang
mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain
daalm penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi
pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah
sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.

BAB III

KESIMPULAN

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Pada
awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan
dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai
kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungannya.Perkembangan sosial individu dimulai sejak anak usia 18 bulan.
Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling mempengaruhi perkembangan
sosial anak, semakin bagus tata cara keluarga, maka perkembangan sosial anak juga
semakin bagus.
Perkembangan sosial juga sangat mempengaruhi kepribadian anak, anak yang
mempunyai daya intelegensi yang tinggi, perkembangan sosial yang baik pada umumnya
memiliki kepribadian yang baik.











DAFTAR KEPUSTAKAAN

Cahyani Ani. Mubin, Psikologi perkembangan; cet I (Quantum Teaching, Ciputat Press
Group, 2006).
Hurlock B Elizabeth, Developmental Psikologi; Mc Grow Hill, Inc, 1980, Alih Bahasa,
Istiwidayanti dan suedjarwo, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang
Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga, tt.
LN Yusuf Syamsu; Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Nurihsan Juntika, 2007, Buku Materi Pokok Perkembangan Peserta didik , Bandung;
Sekolah Pasca Sarjana (UPI)
Santrock, John W, Life-Span Development, WM, C Brown Comunication, Inc, 1995,
Alih bahasa Achmad Chusairi, S.PSI, Perkembangan Masa Hidup Jilid I, Jakarta,
Erlangga, 2002.
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan; (PT Raja Grafindo, : 2004).








KEMATANGAN DAN PENGALAMAN DALAM PERKEMBANGAN ANAK

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

YUSRINA WATI : 210010094 YUSRIANTI : 210010076
HASRIANTI :
ARTIFA :






UNIVERSITAS MUHAMMDYAH BUTON
FKIP BAHASA INDONESIA
TA.2010/2011

Kamis, 14 Oktober 2010

tuntunan islami warga muhamadiyah

Bab 1
AD-DIN
A. Pengertian Ad-din,Al-Islam,dan Dinul Islam
Addin adalah suatu peraturan, undang-undang, pedoman, agama, tata cara dan adat istiadat dalam menjalankan perintah agama seperti yang ada pada firman allah dalam surat al kafirun ayat 6
yang terjemahanya :
"bagimu agamu bagiku agamaku"
al islam berasal dari bahasa Arab. Kata al-islam ada di dalam Al-Qur’an dan di dalamnya terkandung pula pengertiannya, diantaranya dalam surat Ali Imron (3) ayat 19 dan surat Al-Maidah (5) ayat 3. Apa yang dapat kita pahami dari kedua ayat itu?.

Al-Qur’an surat Ali Imron (3) ayat 19, lafalnya, “ innad-dina ‘indallohil-islam…”, artinya, ” sesungguhnya ad-din (jalan hidup) di sisi Alloh (adalah) al-islam…”. Ayat ini dengan jelas sekali menyatakan bahwa al-islam adalah nama suatu ad-din (jalan hidup) yang ada di sisi Alloh (‘indalloh). Ia berasal dari Alloh, makanya dinamakan juga dinulloh ( QS 110 ayat 2), suatu ad-din yang ditetapkan oleh Alloh untuk manusia. Ia bukan gagasan atau hasil buah pikir manusia. Sampai kepada manusia hanya melalui wahyu yang diturunkan Alloh kepada para nabi dan rosul. Dan al-islam dalam bentuknya yang final (sempurna) turun kepada nabi dan rosul yg terakhir, Muhammad saw, dengan perantaraan Al-Qur’an beserta penjelasannya.
sedangkan makna dinul islam, Dinul Islam berasal dari bahasa Arab yang jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi agama islam. Sementara agama itu sendiri merupakan suatu peraturan atau pedoman bagi manusia agar tidak kacau. Islam adalah agama Allah untuk seluruh umat yang mengatur hidup dan kehidupannya agar selamat bahagia dunia dan akhirat.
B. Kebutuhan manusia Terhadap al islam
Adalah suatu pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab. Namun, kita melihat potensi-potensi yang dimiliki manusia, maka kita akan menemukan beberapa jawaban terhadap pertanyaan tersebut, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Manusia sebagai makhluk Allah memiliki banyak kelebihan dibanding dengan makhluk yang yang lain; tetapi dibalik kelebihan yang banyak itu, manusia juga tidak luput dari banyak kekurangan, kelemahan dan kemampuan yang terbatas. Manusia terbatas pada alam sekitarnya, warisan keturunan dan latar belakang kebudayannya/hidupnya,; yang menyebabkan adanya perbedaan pandangan dalam menghadapi suatu masalah, bahkan seringkali bertentangan antara satu dengan yang lainnya.

Pandangan yang simpang siur tersebut (subyektif) tidak akan dapat menimbulkan keyakinan atas kebenaran, tetapi senantiasa diliputi oleh kabut keragu-raguan (dzanny), sehingga manusia senantiasa gagal dalam menentukan kebenaran secara mutlak, ia tidak sanggup menentukan kebaikan dan keburukan (haq dan batil), ia tidak dapat menentukan nilai-nilai semua hal yang demikian itu adalah di luar bidang ilmu pengetahuan manusia.

Untuk mengatasi ataupun memberikan solusi terhadap kegagalan manusia sebagai akibat dari kelemahannya, itu maka diperlukan agama/wahyu yang berasal dari luar manusia, yakni Allah swt. melalui para Nabi dan Rasul-Nya. Hal ini dapat terjadi karena Allah swt. adalah Maha Sempurna, sehingga wahyu yang diturunkan-Nya merupakan kebenaran mutlak dan bersifat universal yang tak perlu diragukan lagi, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah (2) : 147,
yang artinya“Kebenaran itu adalah berasal dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu meragukannya”
C. Keistimewaan Dinul Islam
Dengan Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengakhiri serta menyempurnakan agama-agama lain untuk para hambaNya. Dengan Islam pula, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan kenikmatanNya dan meridhai Islam sebagai agama. Agama Islam adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang diterima Allah, kepercayaan selain Islam tidak akan diterima Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]

Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan kepada seluruh manusia untuk memeluk agama Islam karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk seluruh manusia.

BAB 2
SUMBER AJARAN HUKUM ISLAM
A.AL'QURAN
1.Pengertian Al'quran,wahyu dan tata cara di turunkanya wahyu
Al'Quran adalah
Secara Syari’at (Terminologi) Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan beransur-ansur.” (al-Insaan:23)
Allah ta’ala telah menjaga al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Dia ta’ala telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya, “Sesunggunya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (al-Hijr:9)

Oleh kerana itu, selama berabad-abad telah berlangsung namun tidak satu pun musuh-musuh Allah yang berupaya untuk merubah isinya, menambah, mengurangi atau pun menggantinya. Allah SWT pasti menghancurkan tabirnya dan membuka tipudayanya.

Allah ta’ala menyebut al-Qur’an dengan sebutan yang banyak sekali, yang menunjukkan keagungan, keberkatan, pengaruhnya dan keuniversalannya serta menunjukkan bahawa ia adalah pemutus bagi kitab-kitab terdahulu sebelumnya.
Wahyu merupakan firman Allah yang disampaikan kepada hamba-Nya, dalam hal ini seorang Nabi atau Rasul.
Sedangkan Tata cara turunnya wahyu yaitu Malaikat Jibril memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi. Dalam hal ini, Nabi tidak melihat sesuatu apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah berada di dalam kalbunya. Mengenai hal ini, Nabi mengatakan: Ruhul Qudus mewahyukan ke dalam kalbuku

Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi menjadi seorang lelaki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga Nabi mengetahui dan dapat menghafal kata-kata itu.

Wahyu datang kepada Nabi seperti gemerincingnya lonceng. Cara ini dirasakan paling berat bagi Nabi. Kadang pada keningnya berkeringat, meskipun turunnya wahyu di musim dingin. Kadang unta Baginda Nabi terpaksa berhenti dan duduk karena merasa berat bila wahyu turun ketika Nabi sedang mengendarai unta.
Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki, tetapi benar-benar sebagaimana rupa aslinya.
2. Sejarah Pembukuan al'quran
1. Sejarah Pembukuan Mushaf AI Qur'an pada Masa Rasulullah

Kita telah mengetahui Al-Qur'an itu diturunkan secara berangsur-angsur. Rasulullah menerima A1-Qur'an melalui malaikat Jibril kemudian beliau ,mem­bacakan serta. mendiktekannya kepada para sahabat yang mendengarkannya.

Pada priode pertama sejarah pembukuan Al-Qur'an dapat dikatakan bahwa setiap ayat yang diturunkan kepada Rasulullah selain beliau hafal sendiri juga dihafal dan dicatat oleh para sahabat. Dengan cara tersebut Al-Qur'an terpelihara di dalam dada dan ingatan Rasulullah SAW beserta para sahabatnya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Qiyamah 17 :

Artinya :

Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai,) membacanya.

Ayat di atas memebrikan petunjuk kepada kita bahwa al-qur’an itu dijamin kemurniannya dan terpelihara serta terkumpul dengan baik sejak saat turunnya sampai sekarang ini. Pengumpulan ayat Al-Qur’an ini dibantu oleh para sahabat, setiap ayat turun langsung dicatat pada plepah kurma, kulit binatang, bahkan pada tulang-belulang hewan. Kelompok pencatat Al-Qur’an ini cukup banyak, sebagaimana diriwayatkan sebuah hadis yang berbunyi :


Artinya :

Ambillah (pelajarilah) Al-Qur’an itu dari tempat orang (sahabatku): Abdullah ibnu Mas’ud, Salim, Muadz ibnu Jabal dan Ubay bin Kaab. (H.R Bukhari).

Tugas mencatat wahyu itu telah selesai semuanya menjelang wafatnya Rasulullah SAW. Semua naskah yang berserakan itu telah terkumpul dan terpelihara dengan baik, akan tetapi belum disusun dalam satu mushaf.

2. Pembukuan Al-Qur’an masa Khulafaur Rasyidin

Pada waktu Abu Bakar diangkat menjadi khalifah beliau segera memerintahkan agar naskah yang tersimpan di rumah Rasulullah disalin dan disusun kembali. Pekerjaan ini dilakukan setelah terjadi perang Yamamah yang mengakibatkan meninggalnya 70 orang penghafal Al-Qur’an, dan setelah musailamah Al-Kazzab sebagai Nabi palsu dihancurkan. Gagasan mengumpulkan Al-Qur’an pada masa itu adalah dari sahabat Umar ibnu Khattab. Umar merasa khawatir akan hilangnya sebagian Al-Qur’an dari penghafalnya yang telah gugur dalam pertempuran.

Demikianlah khalifah Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit, penulis suhuf-suhuf di zaman Rasulullah untuk mengumpulkan suhuf-suhuf Al-Qur'an baik yang terdapat pada pelepah kurma, tulang hewan maupun dari para penghafal Al-Qur'an yang masih hidup. Dengan demikian kaum muslimin pada saat itu sepakat meyakini, bahwa mushaf Abu Bakar adalah mushaf Al-Qur'an yang sahih yang diakui oleh semua sahabat tanpa ada yang membantah.

Pada masa Urnar bin Khattab tidak ada lagi kegiatan dalam rangka mengumpulkan A1-Qur'an oleh karena itu pada masa ini Khalifah Umar menitik beratkan kegiatannya pada penyiaran agama Islam.

Pada masa Khalifah Usman bin Affan wilayah kekuasaan Islam sudah semakin luas, oleh sebab itu semakin beraneka ragam pula bangsa-bangsa bukan Arab yang memeluk Agama Islam. Maka timbul lagi persoalan yang berhubungan dengan kitab suci Al-Qur'an Salah seorang sahabat yang bernama Hudzaifah ibnu Yaman yang baru pulang dari pertempuran. melaporkan kepada Khalifah Usman bahwa timbul perbedaan pendapat tentang qiraat (bacaan) Al-Qur'an di kalangan kaum muslimin, bahwa setiap kabilah mengaku bacaannya adalah Yang paling baik dibanding bacaan kabilah yang lain.

Hudzaifah mengusulkan kepada khalifah agar segera diambil kebijaksanaan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut, sebelum terjadi pertengkaran tentang kitab suci Al Qur'an di antara mereka seperti yang terjadi pada orana Yahudi dan Nasrani tentang Taurat dan Injil. Usul itu segera diterima Khalifah Usman segera mengirim utusan untuk meminta mushaf kepada Hafsah yang disimpan di rumahnya untuk disalin (diperbanyak). Untuk memperbanyak mushaf ini kembli khalifah Usman menunjuk Zaid sebagai ketuanya dengan anggota-anggotanya Abdullah bin Zubair. Said ibnu Ash dan Abdurahman bin Harits.

Setelah selesai memperbanyak mushaf, maka Usman menyerahkan kembali mushaf yang asli kepada Hafsah. Kemudian lima mushaf lainnya dikirim kepada penguasa di Mekah, Kuffah, Basrah dan Suriah, dan salah satunya dipegang oleh Khalifah Usman bin Affan sendiri.

Demikianlah sejak saat itu mushaf Al Qur'an ter"ebut dinamai mushaf al Imam atau lebih dikenal dengan mushhaf Usmany, karena disalin pada masa khalifah Usman bin Affan.
3. Mukjizat Al'Quran
Al-Qur'an merupakan satu-satunya kitab samawi yang dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa tidak seorang pun yang mampu mendatangkan kitab sepertinya, meskipun seluruh manusia dan jin berkumpul untuk melakukan hal itu. Bahkan, mereka tidak akan mampu sekalipun untuk menyusun, misalnya, sepuluh surat saja,atau malah satu surat pendek sekalipun yang hanya mencakup satu baris saja.

Oleh karena itu, Al-Qur'an menantang seluruh umat manusia untuk melakukan hal itu. Dan banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an yang menekankan tantangan tersebut. Sesungguhnya ketidakmampuan mereka untuk mendatangkan hal yang sama dan memenuhi tantangan tersebut merupakan bukti atas kebenaran kitab suci itu dan risalah Nabi Muhammad saw dari Allah SWT.

Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur'an telah membuktikan pengakuannya sebagai mukjizat. Sebagaimana Rasul saw, pembawa kitab ini, tersebut telah menyampaikannya kepada umat manusia sebagai mukjizat yang abadi dan bukti yang kuat atas kenabiannya hingga akhir masa.
4.pokok-pokok Kandungan al'quran
1. Tauhid - Keimanan terhadap Allah SWT
2. Ibadah - Pengabdian terhadap Allah SWT
3. Akhlak - Sikap & perilaku terhadap Allah SWT, sesama manusia dan makhluk lain
4. Hukum - Mengatur manusia
5. Hubungan Masyarakat - Mengatur tata cara kehidupan manusia
6. Janji Dan Ancaman - Reward dan punishment bagi manusia
7. Sejarah - Teledan dari kejadian di masa lampau

5. Keutamaan Membaca Dan Mengamalkan Al'quran
1. Memberi petunjuk lengkap disertai hukumnya untuk kesejahteraan manusia segala zaman, tempat dan bangsa.
2. Susunan ayat yang mengagumkan dan mempengarihi jiwa pendengarnya.
3. Dapat digunakan sebagai dasar pedoman kehidupan manusia.
4. Menghilangkan ketidakbebasan berfikir yang melemahkan daya upaya dan kreatifitas manusia (memutus rantai taqlid).
5. Memberi penjelasan ilmu pengetahuan untuk merangsang perkembangannya.
6. Memuliakan akal sebagai dasar memahami urusan manusia dan hukum-hukumnya.
7. Menghilangkan perbedaan antar manusia dari sisi kelas dan fisik serta membedakan manusia hanya dasi takwanya kepada Allah SW

B. AL-HADITS
1. pengertian hadits,sunnah,dan khabar
Menurut ahli ushul hadits adalah segala pekataan Rosul, perbuatan dan taqrir beliau, yang bisa bisa dijadikan dalil bagi hukum syar’i. Oleh karena itu, menurut ahli ushul sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya dengan hukum tidak tergolong hadits, seperti urusan pakaian.
Sunah menurut bahasa adalah perjalanan (jalan yang ditempuh), baik terpuji atau tidak. Jamaknya adalah sunan.

Sunah menurut istilah Muhadditsin adalah segala sesuatu yang berasal dari Nabi baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat, kelakuan, maupun perjalanan hidup, baik setelah diangkat ataupun sebelumnya.
Khabar menurut bahasa adalah berita yang disampaikan dari seseorang kepada orang lain.

Khabar menurut Muhadditsin adalah warta dari Nabi, Shahabat, dan Tabi’in. oleh karena itu, hadits marfu’, maukuf, dan maktu’ bisa dikatakan sebagai khabar. Dan menurutnya khabar murodif dengan hadits.

Sebagian ulama berpendapat bahwasannya hadits dari Rosul, sedangkan khabar dari selain Rosul. Dari pendapat ini, orang yang meriwayatkan hadits disebut Muhadditsin dan orang yang meriwayatkan sejarah dan yang lain disebut Akhbari.
2. klafikasi hadits

Pada Awalnya rasulullah SAW melarang sahabat untuk menulis hadis, karena dikhawatirkan bercampur baur penulisannya dengan Al-Qur'an. Perintah untuk melukiskan hadis yang pertama kali oleh khalifah umar bn abdul azis. Beliau penulis surat kepada gubernur di madinah yaitu Abu Bakar bin Muhammad bin Amr hazm al-alsoryuntuk membukukan hadis. Sedangkan ulama yang pertama kali mengumpulkan hadis adalah Arroby bin Sobiy dan Said bin Abi Arobah, akan tetapi pengumpulan hadis tersebut masih acak (tercampur antarayang sohih dengan dhoif, dan perkataan para sahabat).
3. Fungsi dan kedudukan hadits
fungsi hadits atau sunnah sebagai sumber hokum islam yang ke dua menurut pan dangan ulama ada tiga, yaitu :
Pertama, hadits/sunnah berfungsi memperkuat AL-Qur’an. Kandungannya sejajar dengan AL-Qur’an dalam hal Mujmal dan Tafshilnya.
sedangkan kedudukan hadits Para ulama sepakat bahwa hadits Nabi adalah sumber hukum Islam yang ke dua setelah Al-Qur’an, dan umat Islam wajib melaksanakan isinya.
Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa hadits/sunnah Nabi itu merupakan salah satu sumber hukum islam. Banyak ayat yang mewajibkan umat islam untuk mengikuti Rasulullah SAW dengan cara melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi menjauhi segala larangannya.
C. Ijtihadt
1. pengertian ijtihat
Menurut pengertian kebahasaan kata ijtihad berasal dari bahasa Arab,yang kata kerjanya “jahada”,yang artinya berusaha dengan sungguh-sungguh.
2.kedudukan dan fungsi ijtihat
Para ulama Islam berpendapat bahwa hadis menempati kedudukan pada tingkat kedua sebagai sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an.Mereka beralasan kepada dalil-dalil Al-Qur’an surah Ali-’Imran,3:132,surah Al-Ahzab,33:36 dan Al-Hasyr,59:7,serta hadis riwayat Turmuzi dan Abu Daud yang berisi dialog antara Rasulullah SAW dengan sahabatnya Mu’az bin Jabal tentang sumber hukum Islam.
Fungsi ijtihad ialah untuk menetapkan hukum sesuatu,yang tidak ditemukan dalil hukumnya secara pasti di dalam Al-Qur’an dan Hadis.
3. metode ijthat
dalam menjalankan metode ijtihatharus berdasarkan urutan. Urutan tersebut adalah sebagai berikut
1. Dalil dalam bentuk :
a. Nash-nash Al_Quran
b. Hadits mutawattir
c. Hadits Ahad
d. Zhahir Al-Quran
e. Zhahir Hadits
2. Dalil mafhum
a. Mafhum Al-Quran
b. Mafhum Hadits
3. Perbuatan dan taqrir nabi
4. Qiyas
5. Bara’ah ashaliyah
Kalau ia menghadapi dalil-dalil yang berlawanan, hendaknya ditermpuh beberapa alternatif berikut :
1. Memadukan/mengkomproikan dalil dalil tersebut
2. Mentarjihkan (menguatkan salah satunya)
3. Menashkan yaitu dicari mana yang lebih dulu dan mana yang kemudian, yang lebih dahulu itulah yang dinashkan (tidak berlaku lagi)
4. Tawaqquf, yakni membiarkan atau tidak menggunakan dalil dalil yang bertentangan tersebut.
5. Menggunakan dalil yang lebih rendah tingkatannyaF. Cara melakukan ijtihad
Seseorang yang hendak berijtihad haruslah memperhatikan urutan urutan di bawah ini. Apabila ia tidak mendapatkan sesuatu dalil yang lebih tinggi tingkatannya, barulah ia boleh menggunakan dalil-dalil berikutnya.
Bab 3
MISSI DAN CAKUPAN ISLAM
A. TUGAS MANUSIA
1. Untuk memakmurkan bumi
Memakmurkan bumi tidak terletak kepada kondisi kita memiliki ini dan itu, kalau konsep kemakmuran diletakkan kepada suatu kondisi keterbatasan diri yang mana bertindak namun dengan syarat kaya terlebih dahulu maka kita akan terjebak kepada pola pandang yang salah.Kemakmuran identik dengan upaya memelihara bumi, memanfaatkan dengan hati-hati dan tidak merusak serta menciptakan keadilan dan kedamaian, sedangkan mengenai duit dan uang itu hanya sebagian dari kata rezeki.
2 Untuk menjaga kmaslahatan manusia
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda yang tak bernyawa.
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah di bumi. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. maka dengan akhlaq kita dapat menjaga kmaslahatan manusia.
B. Tujuan Penciptaan manusia
Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi. Manusia bertugas menyuburkan bumi dengan menjalankan syariat. Untuk menjalankan tugasnya itu manusia dilengkapi dengan perangkat yang sempurna. Perangkat itu dianugerahkan Allah secara bertahap, agar manusia dapat memiliki waktu untuk mengembangkan potensinya itu.
Pada saat lahir manusia belum bisa melihat dan juga berbahasa seperti sekarang. Mereka baru bisa mendengar. Setelah pendengarannya berkembang, diberikanlah penglihatan. Kemudian mulailah ia mengembangkan organ-organ geraknya agar dapat berdiri dan berjalan. Kemudian setelah ia mendapatkan informasi berupa suara, warna, rasa, bau, dan tekstur, mulailah ia memiliki kemampuan berbahasa seperti kita saat ini.
C.pengakuan/ikrar manusia
sebagai umat islam kita telah mengikrarkan dua klai masyahadat yang dalam artian
telah melakukan pengakuan ikrar lalu ia mengakukan dirinya bahwa hidupnya hanyalah untuk beribadah kepada Allah saja, bukan kepada hawa nafsunya dll. Jika terjadi apa-apa, dia akan meminta pertolongan hanya kepada Allah saja, bukan kepada pohon-pohon atau kuburan-kuburan dll.
D. ruang lingkup Manusia
ruang lingkup manusia tidak terbatas namun sbagai umat dlam mejalani smua itu yang bragama Semua kegiatan-kegiatan tersebut dapat bernilai ibadah asal memenuhi 5 syarat berikut :
1. Niat yang benar
2. Pelaksanaannya benar, tidak melanggar syariat atau peraturan Tuhan
3. Perkara (subyek) kegiatan tersebut dibenarkan oleh syariat dan mendapat keredhaan ALLAH, misalnya berdagang makanan, minuman dsb.
4. Natijah (Hasil) mesti baik karena merupakan pemberian ALLAH ataupun nikmat-Nya kepada hamba-Nya. Dan setelah itu, hamba-hamba yang dikaruniakan rahmat itu wajib bersyukur kepada ALLAH. Bagaimanakah seseorang itu menunjukkan tanda bersyukur kepada ALLAH? Di antaranya dengan berzakat, melakukan korban, serta
membuat amal bakti seperti bersedekah dan sebagainya
5. Tidak meninggalkan atau melalaikan ibadah-ibadah asas.
Bab 4
TUNTUTAN ISLAMI
A. kehidupan pribadi
dalam kehidupan pribadi kita ditutuntut untuk dapat mengamalkan gaya hidup islam dan menempatkan diri sebagai khalifah yang bisa jd panutan untuk orang lain. namun yang tepenting adalh slalu mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam al'Qura
B. kehidupan Dalam keluarga
KEHIDUPAN dalam keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak itu sangat berpeluang untuk memancing rasa marah. Penyebabnya, bisa macam-macam. Mulai dari yang sepele sampai yang serius. Sebenarnya marah adalah reaksi emosional yang sangat wajar, seperti juga perasaan takut, sedih dan rasa bersalah. Hanya biasanya kemarahan itu memunculkan dampak langsung yang lebih merusak. dari itulah pentingnya alkhlak menahan marah. seperti yang di contohkan baginda rasul mmuhamad saw.
C.Kehidupan dalam masyarakat
ampak terhadap kondisi itu nampak ketika masyarakat Indonesia mengalami krisis multidimensional dalam segala aspek kehidupan. Fenomena kemiskinan, kebodohan, kezaliman, penindasan, ketidakadilan di segala bidang, kemerosotan moral, peningkatan tindak kriminal dan dan berbagai bentuk patologi sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.maka hendaknya kita menjaga agar tidak terjebak di dalmnya
D.kehidupan dalam beorganisasi

faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran – pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor – faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam perkembangan peserta didik

B. Rumusan masalah

1. Apa saja aliran poendidikan yang mempengaruhi perkembangan peserta didik ?
2. Apa saja faktor – factor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik (intern dan ekstern) ?
3. Bagaimana pandangan islam terhadap perkembangan peserta didik ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui dan memahami aliran – aliran yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
2. Mempengaruhi faktor – faktor yang dominan yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
3. Memahami bagaimana cara islam memandang serta menyikapi perkembangan peserta didik

BAB II
PEMBAHASAN

A. Aliran – aliran yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik

1. Aliran Nativisme
Native, artinya mengenai kelahiran atau pembawaaan jadi aliran nativisme adalah paham yang menitikberatkan pentingnya factor dasar yang dibawa sejak lahir. Menurutnya perkembangan perkembangan individu semata – mata dimungkinkan dan ditentukan oleh factor – factor yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran itu keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri
Para pendukung nativisme, biasanya mempertahankan kebenaran pandangan tersebut, yaitu dengan menunjuk berbagai kesamaan atau kemiripan antara pihak orang tua dengan anak – anaknya. Kata mereka : kalau ayahnya ahli musik maka anaknya ahli musik pula, anak pelukis akhirnya menjadi pelukis, anak pelayan demikian juga, bahkan anak penjahat akan cenderung jahat pula kelakuanya. Pepeatah jawa menyatakan : “Kacang mongso ninggalno lanjaran” . Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Sopenhauer (1788 - 1860) seorang filsuf jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam.

2. Aliran Emperisme
Emperis berarti “pengalaman”. Maka emperisme maksudnya adalah: aliran yang mengutamakan peranan faktor pengalaman, lingkungan, pendidikan, dan tidak mengakui peranan factor dasar atau pembawaan sejak lahir.
Menurut kaum empiris, perkembangan individu itu semata – mata dimungkinkan dan ditentukan oleh factor lingkungan, sedang factor pembawaan tidak memainkan peranan sama sekali.
Tokoh utama aliran empirisme adalah John Locke (1632 -1704), seorang yang terkenal menganggap pendidikan sebagai “maha kuasa” untuk mencetak manusia macam apa saja yang dicita – citakan. Sehingga tak ayal lagi sebagai hujjah untuk membenarkan pandangannya, pengikut aliran ini menunjuk pada pendidikan dengan segala fasilitas yang tersedia, dalam menciptakan orang – orang besar caliber dunia.


3. Aliran Konvergensi
Dalam bahasa inggris converge artinya memusatkan pada satu titik, atau bertemu . Maka bisa diartikan, konvergensi adalah’’titik pertemuan” Agaknya memang benar oleh karena kehadiran aliran ini telah mempertemukan dua pandangan ekstrim, natifisme dan emperisme. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern (1871 - 1938), sleorang filsuf dan psikolog Jerman, mengatakan bahwa perkembangan individu itu dimungkinkan dan dipengaruhi oleh dua factor, pembawaan dan lingkungan keduanya sama – sama penting, dan bisa diingkari satu oleh factor yang lain. Dengan pembawaan saja tanpa lingkungan, anak manusia tidak akan berkembang. Sebaliknya lingkungan saja tanpa pembawaan, ini juga tidak mungkin.

B. Faktor – factor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
1. Faktor internal
Yaitu factor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian factor internal bisa dibagi menjadi 2 macam factor pisik dan factor psikis
a. Faktor pisik
Di dunia ini orang mempunyai bentuk tubuh yang bermacam – macam. Ada yang tinggi ceking, ada yang pendek gemuk, dan ada yang sedang antara tinggi dan besar badanya. Sudah jelas, masing – masing mmpunyai pengaruh tersendiri bagi perkembangan seorang anak
b. Faktor psikis
Dalam hal kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan. Akan tetapi ada pula yang selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka menyendiri

2. Faktor Eksternal
Yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Factor eksternal dibagi menjadi 6 macam : factor biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif, dan religious
a. Faktor biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah factor yang berkaitan dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya: Factor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.


b. Factor phyis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb. Semua ini jelas membawa dampak masing – masing terhadap perkembangan anak – anak yang lahir dan dibesarkan disana.
c. Faktor ekonomis
Dalam proses perkembanganya. Betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk mebeli alat – alat sekolah
d. Faktor cultural
Di Indonesia ini saja dari aceh sampai Irian jaya, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang masing – masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkemangan anak – anak.
e. Factor edukatif
Pendidikan tak dapat disangkal mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia. Malah karena sifatnya berencana dan sering kali diusahakan secara teratur, faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya disbanding factor yang lain manapun juga .
f. Faktor religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih – lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah soal perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya.

C. Pandangan Islam terhadap Perkembangan Peserta Didik
Pendidikan islam bertujuan membangun manusia dan masyarakat secara utuh dan menyeluruh dalam semua aspek kehidupan yang dapat membawa perubahan pada kehidupan berbudaya dan peradaban dalam memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat
Program kurikulum pendidikan islam , perlu diorientasikan pada learning (competency knowledge, ability dan social cultural). Metodologi pendidikan islam dalam proses belajar mengajar harus menggunakan learning based student learning dan bukan teaching learning dan diorientasikan pada cara mengaktifkan peserta didik, cara untuk menemukan, cara memecahkan masalah untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas, kreatif, inovatif yang mampu menerjemahkan agama dalam prilaku sosial ditengah kehidupan masyarakat global menuju masyarakat madani.
Agama islam mengajarkan kepada orang tua agar menanamkan benih – benih aqidah kepada anak – anak mereka sejak dini. Islam menyuruh para orang tua untuk mengenalkan tentang keberadaan tuhan yang harus mereka sembah kepada anak – anak mereka. Hal ini jelas untuk memberi suntikan keyakinan terhadap jiwa anak tersebut.
Beberapa pendapat tokoh islam dalam perkembangan peserta didik, diantaranya :
a. Menurut Al-Ghazali
- Anak lahir bagaikan kertas putih
- Anak dididik sejak lahir
- Anak dibiasakan disiplin pribadi sebagai azaz pendidikan ahlak
- Jika anak anak mencapai usia baligh, diajarkan hukum – hukum syara dan keagamaan
b. Menurut ibnu Kholdun
- Anak berkembang setingkat demi – setingkat
- Manusia bukan produk nenek moyang, tapi produk sejarah, lingkungan social, alam, adat istiadat
- Pendidikan dilaksanakan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan potensi psikologis peserta didik
c. Menurut Ibnu Sina
- Pendidikan pada anak bisa dimulai sejak disapih
- Pada usia 3 tahun, anak dibiasakan dengan pembiasaan yang baik
- Pengajaran Al-Qur’an dan keagamaan diberikan pada saat tingkat kematangan anak sudah mantap
- pendidikan akhlak sangat penting diberikan sejak dini


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Aliran natifisme ialah paham yang menitikberatkan pentingnya faktor dasar yang dibawa sejak lahir, sedangkan pengaruh lingkungan hidupnya hanya sedikit saja
2. Aliran emperisme ialah paham yang mengutamakan perkembangan anak tergantung pada faktor lingkungan sedangkan faktor bakat tidak ada pengaruhnya
3. Aliran konvergensi adalah perpaduan antara pandangan natifisme dan emperisme, yang keduanya dipandang sangat berat sebelah
4. Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu faktor fisik dan faktor psikis
5. Faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu : faktor biologis, faktor physis, faktor ekonomis, faktor kultural, faktor edukatif, dan faktor religious
Metodologi pendidikan islam dalam proses mengajar harus menggunakan learning based